Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 23 Februari 2013

Keteladan Imam Syafi'i


            Imam Syafi’I ini adalah pendiri dari mahdzab Syafi’i. Imam Syafi’I mempunyai nama asli Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah di Abdul-Manaf. Beliau lahir pada tahun 150 H di perkampungan Ghozzah di kota ‘Asqalan dan wafat pada tahun 204 H.  Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Fatimah.
Banyak hal yang dapat kita tiru dari sosok yang satu ini.


Mengajar dan belajar
Fatimah, Ibunda Imam Syafi’i  mengerti betul tentang pentingnya belajar. Karena itu ia ingin Asy Syafi’i belajar agar tidak bodoh dan buta huruf.Biaya menjadi kendalanya. Ia tak punya cukup uang untuk menyekolahkan putranya itu. Akhirnya ia menemui pemilik sekolah (khuttab). Ia berjanji pada sang pemilik akan membayar seluruh biaya setelah kondisi keuangannya membaik.Sang pemilik setuju.Namun, pada saat pembelajaran Asy Syafi’i tak begitu diperhatikan. Namun, ia adalah  laki – laki yang cerdas. Ia selalu menyimak baik – baik setiap pelajaran yang dijarkan. Sehingga ia hafal di luar kepala semua materi yang dipelajari. Mengetahui kelebihan yang dimiliki Asy Syafi’i, sang guru memintanya untuk mengajar anak – anak di khuttab. Hal ini ia lakukan hingga usia 9 tahun. 
Asy Syafi’i mulai menguasai al-Qur’an seawal usia 7 tahun dan hafal kitab al-Muwaththa’ karya Imam Malik ketika usianya 10 tahun atau 13 tahun. Pada usianya 15 tahun (dalam riwayat lain 18 tahun), beliau telah mendapat izin daripada gurunya Muslim bin Khalid az-Zanji rahimahullah untuk berfatwa.
2.    Mahir dalam  Olah Raga Fisik
Selain cinta dan mahir dalam ilmu pengetahuan, Asy Syafi’i juga menyukai olah raga. Beliau senang melakukan berbagai permainan seperti lari, menunggang kuda, memanah atau melempar tombak. Ia sangat mahir melakuakn semula olah raga tersebut.Dalam melakuakan pelemparan tombak, Ia bisa mengenai 10 sasaran dalam 10 kali lemparan. Luar Biasa bukan?
3.    Penghafal Al Quran dan hadits
Sewaktu muda imam sYafi’i gemar menghadiri halaqah – halaqah yang diadakan di Masjidil Haram.Sang ibu pun juga mendukungnya untuk melakukan hal tersebut.Di halaqah tersebut ia belajar cara  membaca Alquran dengan tartil disertai maknanya.Dia sangat senang dengan hal yang dilakukannya itu.Sehingga di sudah banyak menghafal hadits dan hafidz Al Quran di usia muda.

4.    Berkelana mencari ilmu
Imam Asy Syafi’i bukanlah orang yang mudah puas dengan ilmu yang dimilkinya. Beliau selalu ingin memperluas ilmunya. Akhirnya, beliau minta izin gurunya, Imam Malik. Gurunya mengizinkannya. Pertama kali Ia berkelana menuju Irak. Kemudian melakukan perjalanan panjang, hingga sampai di Kufah. Disana ia menginap selama 24 hari. Ia tinggal di rumah Muhammad bin Al Ahsan.Di sana dia juga menghadiri halaqah – halaqah. Di sana ia mencatat semua ilmu fiqih Abu Hanifah yang diperoleh dari Muhammad Bin Al Hasan dan temannya yang bernama Abi Yusuf.
Dari Irak, ia menuju ke Persia, Anadhol, Harran kemudian menuju ke Syam. Setelah itu, ia mengunjungi Ibunya di Mekkah. Setelah itu, beliau kembali ke kufah. Setelah itu, beliau ke Baghdad dan Utara Irak. Setelah itu, beliau berpindah – pindah selama 2 tahun.
Selama berkelana, beliau juga mempelajari ilmu kimia,kedokteran, Fisika, Matematika, perdagangan, Astronomi, Filsafat, dll. Setelah 2 tahun, beliau kembali ke Madinah.
            Sungguh luar biasa perjuangan beliau untuk benar – benar menerapkan salah satu kewajiban orang muslim yakni menuntut ilmu. Bahkan beliau berkelana ke berbagai negeri untuk menambah wawasannya itu.
Dan     Sebagai generasi muda muslim, kita seharusnya meniru semangat beliau untuk selalu menambah ilmu. Dengan begitu kita bisa menjadi manusia- manusia yang berkualitas yang mampu membawa nama baik agama dan bangsa.








                                                                                                                 

0 komentar:

Posting Komentar