Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 23 April 2014

For The Second Time



Kalimat indah itu telah engkau ungkapkan beberapa saat lalu. Dalam suasana petang­­­ yang indah disinar temarai sinar matahari. Di tepi danau.
               Hanya ada kita berdua. Dua sosok manusia yang mungkin sedang berbahagia. Dari kejauhan hanya tampak seperti bayangan semu dua insan yang saling bertatap. Langit yang mulai tampak teduh dihiasi sisa senyuman matahari sudah cukup. Sudah cukup untuk menggambarkan betapa tenteram dan bahagianya hatiku saat ini.
          Karena engkau, wahai lelaki calon imam di hidupku kelak, baru saja memperdengarkan kepadaku, “Maukah engkau melengkapi separuh ibadahku???
                Mungkin ini bukan kali pertama aku mendengar kalimat serupa. Lebih tepatnya yang kedua kali. Karena yang pertama telah diucapakan oleh lelaki tampan lain, dan aku dengan berat hati menolaknya. Karenaa......
             Karena aku dengan sabar menunggu kalimat itu terucap dari bibirmu untukku. Aku masih dengan sabar menjaga hatiku untukmu. Aku mencintaimu karena Tuhanku, Tuhanmu, Tuhan kita semua.
                Senyum terindah yang barusan aku lontarkan, aku kira sudah menjawab pertanyaanmu.
Biarlah. Biarlah hamparan air danau itu menjadi saksi  bisu sebuah pra ikrar suci kita berdua. Biarlah dedaunan yang bergoyang itu turut tersenyum atas kebahagiaan kita berdua dan biarkanlah hatiku dan hatimu semakin mendalami arti dari yang namanya cinta.
                “Yaa”, maksudku meyakinkanmu.